Siaran Pers
Bandung, 20 Januari 2016 – Humas PTDI
Pada hari ini Rabu tanggal 20 Januari 2016 bertempat di PT Dirgantara Indonesia (Persero), Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Muhammad Jusuf Kalla, mengunjungi PTDI dalam rangka kunjungan kerjanya di Bandung. Ikut serta dalam rombongan yakni Menteri Pertahanan, Bapak Ryamizard Ryacudu, Menteri Perindustrian, Bapak Saleh Husin, Menteri BUMN, Ibu Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Barat, Bapak Ahmad Heryawan. Rombongan kunjungan kerja Wakil Presiden diterima oleh Dewan Komisaris beserta Jajaran Direksi PTDI, dalam rangka meninjau fasilitas produksi dan produk unggulan pesawat terbang dan jet tempur PTDI.
Wakil Presiden Republik Indonesia didampingi oleh Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) beserta rombongan menuju Aerostructure Direktorat Produksi untuk melihat proses produksi part dan komponen pesawat yang diproduksi di PTDI, setelah itu rombongan melihat Hanggar Sub Assy dan Final Assy Pesawat Fixed wing untuk melihat proses perakitan pesawat CN235 yang telah dipesan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia untuk digunakan oleh TNI AU dan TNI AL, Thailand, Senegal, kemudian pesanan dari Filipina untuk pesawat NC212i.
Selain itu kunjungan ini sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap PTDI terutama pesawat N219 yang pada tanggal 10 Desember 2015 telah ditampilkan perdana kepada publik. Pesawat N219 saat ini sedang memasuki tahapan sertifikasi kelaikan udara dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) di bawah Kementerian Perhubungan. Kegiatan sertifikasi ini bertujuan agar pesawat N219 dapat memiliki production certificate dan type certificate. Production certificate adalah sertifikasi yang menyatakan bahwa telah memenuhi standar produksi kelaikan udara untuk pesawat yang diproduksi di bawah sertifikat produksi. Hal ini untuk menjamin keamanan sebuah pesawat yang akan diproduksi.
Sedangkan type certificate adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat. Sertifikat ini dikeluarkan oleh badan pengatur dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah DKUPPU Kementerian Perhubungan dan sekalinya type certificate telah dikeluarkan, desain tidak dapat diubah.
Kedua jenis sertifikat yang akan diperoleh tersebut berfungsi mengatur dan mengawasi dokumen desain dan proses suatu pesawat terbang dalam hal ini pesawat N219 yang akan dilihat bahwa desain dan proses pembuatan pesawat N219 telah memenuhi persyaratan kelaikan udara dan keselamatan penerbangan.
Saat ini sedang dibuat 2 purwarupa pesawat N219 untuk mendapatkan sertifikasi kelaikan terbang dari DKUPPU Kementerian Perhubungan dan 2 test article pesawat N219 untuk uji lab struktur pesawat N219. Setelah mendapatkan sertifikasi dan dinyatakan layak terbang, pesawat N219 rencananya akan diterbangkan perdana pada bulan Agustus 2016 atau bertepatan dengan Hari jadi PTDI.
Diakhir kunjungannya Wapres juga meninjau kesiapan dari program pesawat tempur yang pada tanggal 7 Januari 2016 telah ditandatangani perjanjian kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan Korean Aerospace Industries (KAI) mengenai WAA (Work Assignment Agreement) untuk memulai proyek pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 yang bernama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX).
Perjanjian kerjasama WAA (Work Assignment Agreement) menghasilkan kesepakatan antara PTDI dan KAI untuk melaksanakan proses Engineering and Manufacturing Development (EMD) hingga menghasilkan 6 unit prototype atau purwarupa yang siap produksi.
PTDI akan mengirimkan para engineer ke Korea Selatan selama tiga hingga empat tahun untuk mempelajari pembuatan pesawat tempur KF-X/IF-X hingga menyelesaikan prototype yang selanjutnya direncanakan akan mulai diproduksi pada tahun 2025 di Indonesia dan Korea Selatan.
Pesawat tempur generasi 4.5 ternyata dirancang mengungguli fighter atau jet tempur yang ada saat ini yakni di atas F-16, F-18, Sukhoi Su-35, Dassault Rafale hingga Eurofighter Typhoon yang merupakan generasi ke-4. Sedangkan pesawat tempur generasi 5 yang ada saat ini baru ada F-35 dan F-22.
Saat ini PTDI sedang mengembangkan beberapa program pengembangan Pesawat komersial maupun Pesawat Tempur yang diharapkan akan memajukan industri Indonesia dan menciptakan kemandirian bangsa di bidang dirgantara. Oleh karena itu kunjungan ini memiliki arti penting bagi PTDI bahwa Pemerintah dengan serius mendukung pengembangan Industri Dirgantara.
Tentang PT Dirgantara Indonesia (Persero)
PTDI adalah perusahaan badan usaha milik negara yang didirikan pada tahun 1976, terletak di Bandung, Indonesia. Produk utama yang dihasilkan adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. PTDI telah menyerahkan lebih dari 400 pesawat kepada 49 operator sipil dan militer, di dalam dan luar negeri. PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim, survei dan pengawas pantai.
Selain itu, PTDI juga menghasilkan berbagai pesawat terbang dengan skema produksi bersama dengan para mitra kerja strategis internasional a.l dengan Airbus Defence & Space untuk berbagai varian NC212, CN235 dan C295; dengan Airbus Helicopters untuk berbagai varian helicopter AS332C1/C1e/L1/L2, helicopter H215, H225/H225M (Dulunya EC225/EC725), helicopter AS550/555/565 dan helicopter AS350/365; dengan Bell Helicopter Textron untuk berbagai varian helicopter Bell 412. PTDI membuat dan memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen, tools dan fixtures untuk pesawat Airbus A320/321/330/340/350/380. PTDI melayani jasa pemeliharaan, overhaul, perbaikan, alteration, customization dan dukungan pelanggan lainnya untuk setiap produk dirgantara yang dihasilkannya, juga produk non PTDI seperti A320, Fokker100 dan Fokker27. PTDI juga sudah dikenal dengan kemampuannya dalam bidang rekayasa kedirgantaraan Antara lain melayani jasa rekayasa dan analisa serta flight simulators.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi :
Irland Budiman
Manager Hukum dan Humas
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
Mobile Phone : 0811 2038 230
Office Number : +62 22 6054191
Email : irland@indonesian-aerospace.com